Ini menjelaskan tentang bagaimana Tribun Timur melihat dirinya, melihat masyarakat, dan bagaimana visinya.
http://www.tribun-timur.com/profil.php
Tanggal 9 Februari 2004, setelah lama ditunggu-tunggu, Tribun Timur terbit untuk pertama kalinya di Sulawesi Selatan. Tanggal 9 Februari 2007, kami merayakan secara sederhana acara ulang tahun yang ketiga.
Tribun Timur adalah satu dari sembilan kelompok koran daerah yang dikelola PT Indopersda Primamedia, divisi koran daerah Kelompok Kompas Gramedia (KKG). Di Makassar, KKG bekerja sama dengan Bosowa Group untuk mendirikan Tribun Timur.
Sebelum terbit, muncul keraguan, bagaimana bisa bertahan untuk sekadar hidup di “kandang macan”. Di sini, sebelum kami datang, ada koran yang sudah terbit hampir tiga dekade dengan merek yang begitu kuat. Dengan produk yang begitu beragam.
Tiga tahun kemudian, semua keraguan itu terjawab. Tribun, yang hadir dengan konsep liputan dan gaya penyajian yang khas, ternyata mampu melakukan penetrasi pasar dengan cepat. Lebih cepat dari yang kami perkirakan.
Tribun mampu hidup, bahkan berkembang sangat baik, justru di “kandang macan”. Menurut survei terpercaya pada tujuh kuartal berturut-turut sejak 2005 sampai kuartal ketiga 2006 menunjukkan, readership Tribun tumbuh 180 persen, angka yang jarang dicapai koran-koran lain di Indonesia.
***
SEBELUM kami datang ke Makassar , kami melihat tumbuhnya suatu kelompok masyarakat yang jumlahnya sangat besar. Kelompok masyarakat itu diberi nama civil society oleh para ahli sosiologi. Kalangan bisnis menyebutnya kaum professional.
Ciri utama kelompok ini adalah well educated, memiliki daya beli tinggi, memiliki skill yang tinggi, gaya hidupnya metropolis, tinggal di kota . Sebagian dari mereka membangun keluarga muda.
Keluarga-keluarga muda itu tumbuh karena keberhasilan melakukan mobilisasi vertikal dengan bekal pendidikan yang baik. Mereka bergerak di sektor modern.
Tentu saja, kelompok masyarakat baru ini tidak bisa lagi dilayani dengan cara-cara kerja jurnalisme jaman dulu. Kaum profesional menikmati isi berita yang berbeda, juga mengharapkan cara penyajian yang berbeda.
Mereka juga ingin diakui, didengar suaranya secara politik, karena merekalah pembayar pajak yang tinggi. Dengan pajak yang mereka bayar, politisi dan pejabat pemerintah menikmati gaji. Karena itu, civil society membutuhkan pemerintah untuk mengelola masyarakat dengan baik. Itulah yang kami sebut sebagai public services.
Kami membuka satu halaman public services. Inilah salah satu rubrik paling sukses di Tribun. Lebih 100 SMS setiap hari masuk ke nomor hotline kami. Semuanya berkaitan dengan tema-tema yang akrab dengan masyarakat profesional: selular, health, perbankan, pelayanan listrik, telepon, air bersih, dan seterusnya.
Pendekatan ini ternyata mampu mendorong Tribun untuk melewati tahap-tahapan paling krusial dari perkembangan surat kabar dengan mulus dan cepat: dari mula-mula diminati pembaca, dibeli secara eceran, lalu berlangganan. Lebih dari 60 persen pembaca Tribun saat ini adalah pelanggan. Mereka itu adalah keluarga metropolis dengan ciri yang kuat sebagai civil society atau kaum professional.
Dengan melayani masyarakat kaum professional, Tribun mendorong Kota Makassar tumbuh menjadi kota modern. Karena, kami yakini, demikian itulah harapan kaum professional dan keluarga metropolis. Mereka menginginkan kota yang nyaman, aman, lengkap dengan fasilitas leisur, dan iklim bisnis yang kondusif.
Itulah yang menjelaskan, mengapa Tribun mendorong pembangunan ikon kota seperti peremajaan Pantai Losari. Pembangunan pedestrian. Penggunaan lajur kiri bagi kendaraan bermotor. Busway.
Kami senang ada yang mengikuti kami. Visi besar untuk membangun masyarakat seharusnya menjadi visi semua media massa .
***
Pada ulang tahun yang Tribun yang ketiga, kami ingin mendeklarasikan satu tahapan penting perkembangan Tribun. Koran ini sudah melewati tahapan menarik perhatian pembaca, dibeli secara eceran, dan berlangganan. Lebih dari itu, Tribun telah mampu memerankan diri sebagai salah satu pemimpin baru, yang memimpin opini dan pengaruh, dalam masyarakat.
Surat kabar adalah institusi bisnis. Tapi dia sukses tidak semata karena bisnis. Dia sukses justru karena surat kabar memiliki pengaruh. Karena itu, surat kabar sesungguhnya adalah pabrik yang menjual pengaruh.
Komoditi atau mata dagangan surat kabar adalah kata-kata. Namun tidak semua kata-kata laku dijual, kecuali kata-kata yang bisa dipercaya.
Tidaklah gampang menghasilkan kata-kata yang bisa dipercaya:
- Kata-kata yang dipercaya hanya lahir dari pena wartawan yang secara moral tidak mengharapkan apalagi menerima imbalan saat meliput berita
- Kata-kata yang bisa dipercaya hanya lahir dari pena wartawan yang secara politik tidak memihak
- Kata-kata yang bisa dipercaya hanya lahir dari pena wartawan yang secara professional kompeten dan kapabel.
Dengan bekal itu, Tribun tumbuh secara cepat di bidang bisnis maupun kepemimpinan di bidang jurnalistik maupun public opinion.
“Kandang macan” rupanya tidak mampu mengubah Tribun menjadi macan. Sebaliknya, Tribun mampu mengubah ”macan” menjadi ke “Tribun-tribunan”. Edisi Superball, yang tadinya menjadi ciri khas Tribun, kini mulai diadopsi koran lain.
Grafis Tribun, gaya pemberitaannya, model layoutnya, diikuti. Itulah kepemimpinan baru di bidang jurnalistik, yang tidak pernah ada sebelumnya. Itulah pengaruh.
Tribun hadir memaksa pemain lain di bisnis surat kabar untuk mengubah strategi bisnis secara mendasar. Yang ada sekarang adalah koran umum, seperti Tribun. Ada yang seperti warna Tribun. Seperti perfoma Tribun dari sisi layout. Beberapa arsitektur halaman, seperti model pull out dan indexing page, bahkan mirip-mirip Tribun.
Apakah meniru haram dalam bisnis surat kabar? Tidak. Silakan meniru sebab bisnis surat kabar adalah bisnis di panggung terbuka. Seperti halnya model rambut artis yang bisa ditiru secara bebas, demikianlah itu Tribun. Silakan tiru. Itu semakin memperkuat kepemimpinan Tribun. Memperkokoh pengaruh Tribun. Itu semakin menunjukkan bahwa Tribun adalah pemimpin baru di Sulawesi Selatan.
Ada yang usul, kenapa tidak mematenkan Tribun supaya hasil karya jurnalistik ini dilindungi oleh hukum? Jawabannya, kenapa kita mematenkan kebajikan. Biarlah surat kabar berlomba-lomba berkarya untuk kebajikan masyarakat.
Itulah sisi lain surat kabar. Dia butuh kesuksesan di bidang bisnis untuk menjalankan idealisme. Tapi dia juga butuh pengaruh yang kuat, kepemimpinan yang kuat, untuk memperbaiki masyarakat.
***
TANGGAL 9 Februari 2007. Tribun berusia tiga tahun. Sebagaimana fungsi pers sebagai kekuatan keempat demokrasi di luar partai politik, parlemen, dan pemerintah, Tribun ikut mewarnai, bahkan terkadang memberi arah, terhadap pembentukan public opinion. Itulah surat kabar. Kekuatannya tidak hanya diukur secara bisnis, tapi juga pengaruhnya, kepemimpinannya dalam pembentukan public opinion.
Surat kabar membawakan peranannya sebagai penyalur pendapat publik. Kekuatan pendapatan publik itulah yang mempengaruhi pengambilan keputusan politik. Surat kabar membantu rakyat mewujudkan mimpinya dalam demokrasi: bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan.
Melalui kesempatan ini, kami ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para anggota DPRD di Sulawesi Selatan.
Dulu ada rencana pengadaan 75 laptop bagi anggota dewan senilai Rp 975 juta. Ada juga rencana pengadaan mobil Kijang Innova senilai Rp 14,2 miliar. Semua itu batal. Masyarakat menyampaikan isi hatinya melalui berita dan hotline Public Services Tribun. Dan, akhirnya, mereka menang.
Teman-teman aktivis memberikan ucapan selamat kepada Tribun setelah rencana pengadaan laptop dan Innova itu dibatalkan. Saya bilang, Tribun tidak pantas berpesta karena itu bukan kemenangan Tribun. Tanpa pembaca, Tribun bukanlah siapa-siapa. Itu adalah kemenangan civil society.
Itu adalah kemenangan masyarakat yang percaya kepada Tribun sebagai kekuatan sosial baru yang tidak mengharapkan pamrih politik. Mereka percaya bahwa Tribun adalah kekuatan moral yang dibangun kaum profesional, civilized people.
Kami percaya bahwa pengaruh dan kepemimpinan pers dibangun bukan dengan tekanan, apalagi intimidasi. Pengaruh dan kepemimpinan pers dibangun berdasarkan kepercayaan pembaca.
Kami berterima kasih kepada pembaca yang mempercayai kata-kata Tribun. Kami berterima kasih kepada pembaca yang memberikan pengaruh dan membangun kepemimpinan Tribun.
Karena itu, pada hari ulang tahun ketiga Tribun Timur, perkenankan kami mengukuhkan identitas baru kami: Tribun Timur, Pemimpin Baru. ***
No comments:
Post a Comment